SN-Media™ Ngawi - Acara panen raya tembakau berujung batal dilaksanakan setelah hujan yang terjadi di Ngawi pada akhir September hingga awal Oktober 2024 ini mengakibatkan ratusan hektar lahan tanaman tembakau, terutama yang masa tanam masih berumur muda, mengalami layu daun dan terancam gagal panen.
Hendro Budi Suryawan, Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi, dalam keterangannya kepada awak media, mengatakan bahwa di dua kecamatan paling timur Ngawi, yaitu Bringin dan Karangjati, setidaknya enam desa, yaitu Sumberbening, Dungmiri, Jatipuro, Legundi, Karangjati, dan Sawo, atau dengan luasan wilayah sekitar 300-400 hektar, merupakan wilayah perkebunan tembakau yang sangat potensial di Ngawi dengan produktivitas total se-Kabupaten Ngawi 2.800 ton pada tahun 2023 lalu.“Acara panen raya tembakau yang sedianya dilaksanakan terpaksa batal digelar,” terang dia, Kamis (03/10/2024).
Lebih lanjut ditambahkan oleh Hendro bahwa tanaman tembakau akan tumbuh dan berkembang dengan baik pada musim kemarau, dikarenakan sifat dasarnya yang membutuhkan sedikit penyiraman. Sehingga hujan yang deras akhir-akhir ini mengakibatkan tanaman tembakau menjadi rusak atau layu, utamanya untuk tanaman tembakau yang ditanam di bulan Juli akhir hingga awal Agustus, yang saat ini masih muda atau belum waktunya panen.
Sementara total kerusakan tanaman tembakau di Ngawi diperkirakan sekitar 60% dan sisanya 40% masih bisa pulih, dikarenakan sisanya sudah mencapai panen umurnya. Selanjutnya, antisipasi gagal panen tembakau pada tahun depan, pihak terkait akan melakukan sosialisasi kepada petani tembakau tentang penanaman tembakau di awal musim, yaitu sekitar Mei akhir hingga Juni awal, sehingga begitu hujan deras datang pada bulan Oktober, keseluruhan tanaman tembakau sudah selesai dipanen.
Simak Berita Menarik Lainnya di: Google News dan Chanel Whatsapp
Pewarta: DaM
Editor : Asy
Foto : Dok Hen
Copyright : SNM
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda