SN-Media™ Ngawi – Satpol PP Ngawi melalui Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan melaporkan telah menangani 110 kebakaran dan 249 tindakan rescue maupun evakuasi selama 2024. Kebakaran umumnya didominasi oleh konsleting listrik dan pembakaran sampah di lahan perkebunan yang merembet ke semak-semak hingga ke permukiman warga.
“Untuk penyebab kebakaran paling banyak yaitu konsleting listrik dan faktor lalai masyarakat yang meninggalkan pembakaran sampah di lahan perkebunan,” terang Santoso Wibowo, Kabid Damkar Satpol PP Ngawi, Rabu (08/01/2025).Menurut dia, terkait pemadam kebakaran, sejak Januari hingga Desember 2024 penanganan kebakaran di wilayah Ngawi, yang dapat diselamatkan yaitu sebanyak 110 kejadian kebakaran, dengan 34 kejadian dapat ditangani dengan response time atau waktu tanggap butuh 15 menit dari persiapan hingga sampai TKP. Sedangkan yang lain tidak dapat response time dikarenakan jarak tempuh yang sangat jauh dengan kantor induk, yaitu dengan jarak lebih dari 20 KM, seperti wilayah Karangjati, Kwadungan, Gerih, dan sekitarnya.
“Namun demikian, masih menurut dia, untuk wilayah Kecamatan Sine dan Ngrambe, dapat tertangani dengan cepat, lantaran adanya pos bantu yang ada di Widodaren,” ujarnya.
Lebih lanjut, Damkar Ngawi juga lakukan layanan risiko penyelamatan, yang mana selama tahun 2024 terdapat 249 kejadian, meliputi evakuasi binatang berbisa, seperti ular, tawon, dan biawak, penyelamatan laka air, pelepasan cincin pemotongan cincin.
Sementara angka kejadian kebakaran dan risiko penyelamatan selama tahun 2024, menurun jika dibandingkan dengan tahun 2023, yang masing-masing sejumlah 187 dan 287 kejadian. Hal tersebut dimungkinkan akibat akses jalan yang sudah dilebarkan dan banyaknya relawan Damkar dari masyarakat, seperti Granat atau gabungan relawan Ngawi timur.
“Selain itu juga akibat edukasi kepada masyarakat tentang potensi kebakaran dan beberapa penyebabnya,” katanya lagi.
Selanjutnya himbauan dari Damkar, untuk mencegah terjadinya kebakaran, maka masyarakat harus waspada potensi kejadian kebakaran, dengan pengecekan instalasi listrik dan mengganti perangkat listrik yang belum memenuhi standar nasional serta stop kontak tidak boleh bertumpuk-tumpuk.
“Selain memastikan tungku yang menggunakan bahan bakar kayu sudah padam sebelum ditinggalkan, pastikan juga api dari pembakaran sampah sudah padam, serta penting untuk mencegah kebocoran gas elpiji agar terhindar dari bahaya kebakaran,” pungkasnya.
Simak Berita Menarik Lainnya di: Google News dan Chanel Whatsapp
Pewarta: DaM
Editor : Asy
Foto : Dok SNM
Copyright : SNM
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda