SN-Media™ Ngawi – Mendasar Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), jumlah alokasi pupuk subsidi (pusub) untuk Masa Tanam (MT) tahun 2025 yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten Ngawi terdiri dari Urea sebanyak 38.500 ton, NPK 26.100 ton, dan pupuk organik sebanyak 14.700 ton, ternyata belum mampu mencukupi kebutuhan pupuk para petani.
Saat ditemui awak media pada beberapa pekan lalu. Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi, Franky Ardian Febrian Wardana, menyampaikan bahwa pihaknya berupaya membantu petani dengan mendorong penerapan program Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB).“Program ini menjadi salah satu andalan Kabupaten Ngawi di sektor pertanian, dengan tujuan agar petani lebih mandiri dan mengurangi ketergantungan pada alokasi pupuk subsidi yang terbatas,” katanya.
Dia menegaskan, melalui program PRLB, petani tidak hanya dapat mengurangi ketergantungan pusub, tetapi juga dapat menghasilkan produk pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
"Dengan menerapkan prinsip pertanian yang lebih efisien dan ramah lingkungan, kami berharap para petani Ngawi bisa meningkatkan hasil pertanian mereka tanpa bergantung penuh pada pasokan pupuk subsidi," ujarnya.
Selain itu, program PRLB juga diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan pupuk organik dan teknik pertanian lainnya yang lebih efisien, sehingga mampu mengurangi kebutuhan pupuk kimia yang semakin terbatas.
"Ini merupakan langkah jangka panjang yang akan meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di Ngawi," tambahnya.
Sementara, melalui pendekatan yang lebih mandiri dan berkelanjutan, diyakini bahwa petani akan lebih siap menghadapi tantangan kedepannya, tanpa bergantung sepenuhnya pada alokasi pusub yang terbatas.
Simak Berita Menarik Lainnya di: Google News dan Chanel Whatsapp
Pewarta: tim-m
Editor : Asy
Foto : Dok SNM
Copyright : SNM
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda